ADA YANG HILANG
Oleh: Djoko Saryono
ADA YANG HILANG: menuruni punggung kuda, menjejak tanah, mencapai rumah, yang membayang indah, rindu membuncah, dan menghamburlah Ayu begitu bungah. Puger menyongsong bergairah. “ramanda, terimalah!”, ucap Ayu seraya sembah raga, juga jiwa. “bangun, ya bangunlah! kabarkan, kabarkanlah: apakah sedang menimpamu hingga pulang tanpa kutahu? walau samar kudengar, tak kudapat warta beredar: dasar apa menjadikanmu memutuskan keluar: istana Kartasura yang menobatkanmu jadi bunga mekar?”, Puger mencari benar kabar: dalam rambat debar. “ananda cuma terlihat duri yang melukai kulit ari, juga hati, Sunan Mas yang saban waktu melontarkan syahwat nyeri, lantaran ananda sudah mengisi kebun mawar mekar di hati Sukra lelaki terpuji dan selalu tersirami!!”, Ayu anyam cerita. “astaga! lalu?”, selidik Puger didera kesiap dan pana. “tentu saja ananda memilih jadi mekar bunga, dan Sunan Mas murka, lalu menceraikan ananda! sebelum jatuh pidana, Sukra menjemput dan membawa kabur dari istana!” “gila, astaga!!”, Puger geleng kepala, “pantas prajurit istana datang tiba-tiba dan membawa adindamu Ayu Hindun ke istana! lantaran Sunan Mas menghunus kehendak memperistrinya!!” Ayu Lembah terngangga, hilang segenap suara. ada yang hilang dalam jiwa: ada terbentang sesosok mala.