CATATANKU DI THAILAND #11
Nam Kheng, Suguhan Wajib di Meja Makan Thailand
Catatan Dina Nisrina, mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia-Universitas Negeri Malang angkatan 2013/peserta PPL-KKN di Thailand Selatan (Duta Perguruan Tinggi Indonesia di Thailand Selatan)
Biasa tinggal di Malang dengan suhu rata-rata 29 derajat Celcius membuat saya awalnya kaget berada di Thailand. Suhu di sini, tepatnya di Provinsi Narathiwat membuat saya harus mandi tiga kali sehari. Suhu rata-rata berkisar 35 derajat Celcius di siang hari.
Saya harus berada di sekolah penempatan setiap hari Senin sampai Jumat pukul 07.30 hingga pukul 16.00. Pukul 07.30, semua siswa dan guru harus mengikuti upacara bendera. Terik matahari pukul 07.30 di lapangan sekolah, sama rasanya dengan pukul 12.00 di Indonesia. Sangat menyengat dan silau. Tak heran beberapa guru mengenakan kaca mata hitam setiap mengikuti baris pagi.
Di tengah hari, ada waktu untuk istirahat, solat, dan makan. Saya sempatkan pulang ke rumah sewa yang lokasinya berada di dalam sekolah sekedar untuk mencuci baju atau sekedar untuk mendinginkan badan yang sangat gerah dan lengket akibat seharian berada di dalam udara panas. Tak lupa, saya nyalakan kipas angin dengan kecepatan tinggi.
Hal inilah yang menjadikan warga Thailand tidak bisa hidup tanpa air es atau bahasa Thailand-nya Nam Kheng. Setiap saya pergi ke kedai, pelayan selalu menyediakan ice cube dalam gelas dan juga air kosong (air putih) atau biasa disebut Nam Plaw. Awalnya, saya kira hanya beberapa kedai saja yang seperti ini. Ternyata, di restoran mahal bahkan food court hingga kafe pun menyediakan hal yang sama. Saat bertamu di rumah penduduk pun, Nam Kheng wajib hadir di tengah meja kami. Nam Kheng di sini pun sangat murah. Dengan uang 3 Baht atau sekitar Rp 1.200,- saja, kita bisa mendapatkan satu kresek tanggung ice cube.
Awalnya, saya sempat batuk karena tidak biasa minum air es setiap masa. Sebab, orang sini minum air es tak kenal waktu. Malam pun, sah-sah saja bila minum air es. Bahkan, ketika malam dan saya minum cha ron atau teh panas, teman-teman Thailand saya malah minum cha yen, atau es teh tarik. Mereka berkata bahwa budaya minum air es di sini sudah tidak bisa dipisahkan dari kegiatan mereka sehari-hari. Mungkin, sama halnya dengan orang Indonesia yang suka minum teh atau kopi panas. Jadi, kalau ke Thailand, siapkan fisik untuk minum air es, ya…hehehe.