SEMINAR NASIONAL NITISASTRA VI: LOMPATAN PROYEKSI MASA DEPAN

Lompatan Proyeksi Masa Depan: Beberapa Isu Penting Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia pada Era Merdeka Belajar menjadi tema yang diusung dalam Semnas Nitisastra VI yang diselenggarakan oleh Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Pascasarjana Universitas Negeri Malang yang diselenggarakan pada Sabtu, 16 Oktober 2021.

Seminar nasional yang diagendakan setiap tahun ini mengusung tema-tema seputar pendidikan, bahasa, sastra, dan budaya. Tujuh subtema dihadirkan untuk menjaring pemakalah dengan ragam gagasan dan inovasi, meliputi: (1) Titik Temu Linguistik Struktural dan Linguistik Fungsional dalam Konteks Pembelajaran; (2) Inovasi Pembelajaran Digital Bahasa dan Sastra Indonesia; (3) Prediksi Psikologi Sastra Pembaca Masa Depan; (4) Inovasi Asesmen Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Berorientasi Asesmen Kompetensi Minimum, (5) Pemanfaatan Karya Sastra Nusantara untuk Mengembangkan Karya Kreatif di Era Milenial; (6) Prognosis Bentuk Literasi pada Era Merdeka Belajar, serta (7) Peran Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia dalam Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals).

Dekan Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang, Prof. Utami Widiati, M.A., Ph.D.

Seminar dibuka oleh Dekan Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang, Prof. Utami Widiati, M.A., Ph.D. “Saya yakin forum ini akan bisa menjadi forum di mana Ibu dan Bapak pemerhati pendidikan, Ibu dan Bapak peneliti, pengajar, serta mahasiswa untuk bisa saling bertukar pemikiran, bertukar pengalaman untuk bisa mewujudkan konsep yang sudah digaungkan oleh kementerian yaitu konsep merdeka belajar dan kampus merdeka.” tegasnya.

Dihadiri lebih dari 250 peserta dan pemakalah yang tersebar dari beragam instansi atau lembaga, di antaranya Universitas Gajah Mada, UIN SATU, SMPN 2 Kemang, dan MTsN 4 Surabaya, seminar ini menghadirkan 3 pemateri andal dan kompeten dalam meramu dan menyajikan materi sesuai tema yang diusung oleh panitia.

Pemateri I, Ivan Razela Lanin S.T., M.T.I

Pemateri I, Ivan Razela Lanin S.T., M.T.I, menyampaikan materi berjudul Studi Kasus Peningkatan Keterampilan Bahasa untuk Profesional. Menurut wikipediawan pencinta bahasa Indonesia yang akrab disapa Uda Ivan ini, “Berkomunikasi dalam konteks apapun anutlah keimanan berbahasa.”

Pemateri II, Dr. Anas Ahmadi, M.Pd.

Pemateri II, Dr. Anas Ahmadi, M.Pd., menyampaikan materi berjudul Psikologi Sastra Interdisipliner: Menatap Masa Depan. Salah satu poin penting yang digarisbawahi oleh peraih penghargaan sebagai Peneliti Kategori Penyaji Terbaik 2018, “Orang yang hebat adalah orang yang bisa menyederhanakan bahasa, bukan mempersulit bahasa.” tandasnya.

Pemateri III, Dr. Didin Widyartono, S.S., S.Pd., M.Pd., menyampaikan materi berjudul Inisiatif Masa Depan Pendidikan: Inovasi Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Salah satu poin penting yang ditekankan oleh penulis artikel yang termuat di Journal of Physics 2021 dengan Scopus Q4, “Terkait dengan pembelajaran daring, saya berpikir bahwa program-program lintas multimedia/ cross multimedia, lintas program dan seterusnya ke depan semakin berkembang sehingga hal-hal seperti ini tetap menjadi media favorit misalkan padlet untuk untuk mewadahi keseluruhan pendapat mahasiswa.” tegasnya.

Seusai penyajian dan diskusi bersama ketiga pemateri, acara dilanjutkan dengan penyajian makalah dan diskusi pada sesi paralel. Topik yang paling banyak diminati adalah Pembelajaran Bahasa dan Sastra sehingga topik ini dibagi ke dalam tiga ruangan. Ruang A, E, dan F (Pembelajaran Bahasa dan Sastra), Ruang B (Linguistik dan Kajian Satra & Budaya), Ruang C (Literasi dan AKM), Ruang D (Kajian Sastra dan Budaya).

Dokumentasi Sesi Paralel Ruang D

Antusiasme peserta mengikuti Semnas Nitisastra VI ini tetap tinggi terlihat dari jumlah peserta yang mengikuti sesi paralel di masing-masing ruangan. Salah satunya terlihat pada ruang D dengan 79 peserta yang menyimak presentasi dan diskusi hingga akhir. Semangat tersebut sejalan dengan harapan ketua panitia Semnas Nitisastra VI, “Seminar ini sebagai langkah awal mahasiswa, guru, dan para peneliti yang berfokus pada kajian ilmu interdisiplinernya tandas Robby Cahyadi.