GERAM
Sajak Karya Djoko Saryono
GERAM: mencerna tutur kata gemetar Ayu Lembah, diam-diam geram mengaliri urat nadi Puger yang menderas: menerka alamat isyarat cerita Puger yang tumpah, perlahan geram menyusuri kulit ari Ayu yang mengeras. “astaga, celaka tengah mengejar kita! Sunan Mas niscaya sedang mengutus prajurit ternama mengepung kita berdua!”, Puger seakan terperangah. “celaka, prahara tengah mengintai kita: Mas Sutikna pasti sudah menyiagakan telik sandi terkemuka siap meringkus kita berdua!”, cetus Ayu memondong gelisah. “kita harus melawan!: kita harus melawan!: jangan biarkan Adipati Anom sudah meneguk tandas hasrat kuasa dan syahwat wanita!”, Puger dan Ayu saling bertukar kata: saling membagi tekad baja. Belum sempat anjak mengatur renca, tiba-tiba telik sandi pilihan sudah mengepung begitu rapinya. “kalian pengkhianat istana! kalian melecehkan marwah raja! maka hukuman terberat harus kalian terima!” lalu Ayu Lembah dan Puger dibawa entah kemana: mereka tak bisa mengenali peta: kedua mata tertutup kacu dusta.