S. WOJOWASITO, PEKAMUS ULUNG INDONESIA
Oleh: Prof. Dr. Djoko Saryono, M. Pd
Tahukah Anda siapa S. Wojowasito? Karena wafat awal tahun 80-an, sekarang sebagian besar di antara kita terutama generasi 80-an ke atas di Jurusan Sastra Indonesia FS UM jarang mengenalnya meski boleh jadi senantiasa memakai karya-karya beliau yang serasa mengabadi. Generasi awal 80-an dan terutama 70-an ke bawah di Jurusan Sastra Indonesia, yang memiliki kesempatan berinteraksi langsung dengan beliau, tentu saja sangat mengenal dekat beliau. Lelaki berperawakan pendek, badan besar atau gemuk, dan vegetarian itu adalah perintis dan dosen Jurusan Sastra Indonesia FS UM yang khas-unik, bereputasi menasional, bahkan mendunia berkat kiprah akademis-intelektual dan warisan karya beliau yang demikian banyak dan bermanfaat bagi dunia akademik Indonesia, bahkan masyarakat umum. Bersama dengan WJS Poerwadarminto,Wojowasito bisa dikatakan salah seorang pekamus (penyusun kamus) sangat ulung yang dimiliki oleh Indonesia. Di samping itu, beliau juga seorang ahli bahasa dan kebudayaan yang kiprah dan karyanya menjadi bukti nyata. Pendek kata, sesepuh Jurusan Sastra Indonesia bernama S. Wojowasito merupakan sosok multidisipliner: seorang leksikograf ulung, linguis andal, dan ahli kebudayaan yang autentik berkat penguasan bidang perkamusan, ilmu bahasa, dan budaya yang mumpuni. Beliau juga meminati dan menguasai bidang pembelajaran bahasa dengan baik seperti tertuang jelas dalam buku dan kiprah beliau di lingkungan UM dan nasional. Wojowasito adalah protitipe akademisi dan intelektual yang menerapkan moral mesubudi (asketis) agar bisa tulus berkarya dan bekiprah secara total dalam bidang yang diminati dan ditekuninya. Dengan modal sebagai seorang poliglot (orang yang menguasai berpuluh bahasa asing dan juga bahasa daerah) dan totalitas pengabdian di bidangnya, Profesor S. Wojowasito sangat kreatif dan produktif berkarya, dalam arti menyusun kamus, menulis buku ilmiah, dan karya ilmiah lain yang diterbitkan di media nasional-internasional dan penerbit ternama. Menurut catatan Worldcat Identities OCLC, selama hayatnya, Wojowasito sudah menulis 52 buku/kamus serius dan 218 karya ilmiah lain yang dipublikasikan dalam 9 bahasa (bahasa Indonesia, bahasa daerah, dan terbanyak bahasa asing: Belanda, Jerman, Jepang, Prancis, dan lain-lain). Karya-karya tersebut dikoleksi oleh 835 perpustakaan yang tersebar di berbagai negara di dunia. Ini menunjukkan, dosen sastra Indonesia ini merupakan figur akademisi-intelektual multidisipliner yang sudah bereputasi internasional pada masanya. Beliau sudah mempraktikkan multidisiplinaritas keilmuan dengan kerja dan warisan berharga dan bereputasi internasional ketika sekarang (hampir 40 tahun sesudah beliau wafat) kita justru baru meributkannya, memperdebatkannya.